Diberdayakan oleh Blogger.
RSS


MEREKAM PERADABAN LEWAT QUIPU

Bangsa Inka merupakan bangsa dengan peradaban yang mengagumkan. Selain situs Machu Picchu yang diklasifikasikan UNESCO sebagai warisan dunia, bangsa besar ini memiliki keunikan lain. Salah satunya adalah Quipu.
Quipu yang dalam bahasa Quechua (bahasa Inka kuno) berarti simpul tali ini, merupakan simpul-simpul tali berwarna-warni. Pada quipulah bangsa Inka mencatat segala hal yang mereka lakukan. Mulai dari pencatatan kalender, jumlah ternak, sampai aturan-aturan dalam hidup bermasyarakat. Bansa Inka kuno tidak memiliki sistem penulisan atau abjad resmi sperti pada peradaban bangsa lain. Dokumentasi orang Inka ini, sangat mengageetkan bangsa Spanyol, saat tiba di wilayah kekuasaan Inka. Bagaimana bisa bangsa yang telah lama memimpin Amerika Selatan (1100-1532), bisa mengatur kerajaannya dengan baik hanya dengan menggunakan tali untuk merekamnya. Hal ini dungkapkan oleh Hiram Bingham, seorang penjelajah yang menemukan reruntuhan Machu Picchu pada tahun 1911.
Quipu terdiri dari simpul-simpul tali dengan warna dan ketebalan yang berbeda di tiap simpulnya. Warna dan ketebalan ini memiliki makna tersendiri sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh, untai kuning pada quipu, menggambarkan jagung sebagai hasil perkebunan utama, kuning keemasan menggambarkan emas, sebagai hasil tambang. Pada simpul-simpul bersusun dalam pencatatan populasi, simpul pertama mewakili populasi pria, yang kedua mewakili populasi wanita dan yang ketiga mewakili populasi anak-anak. Tak hanya itu, quipu juga digunakan untuk menghitung jumlah persenjataan bangsa Inka. Jumlahnya disesuaikan dengan posisi simpul, semakin keatas berarti jumlahnya semakin besar.
Orang-orang yang membuat Quipu disebut dengan Quipucamayocs, yang dalam bahasa Quechua berarti akuntan kekaisaran. Quipucamayocs tersebar di semua wilayah kekuasaan Inka. Hal ini terjadi karena setiap tahun harus ada pencatatan tentang keadaan masyarakat di seluruh negeri. Selain mencatat segala urusan pemerintahan yang berkaitan dengan kepentingan rakyat, Quipucamayocs juga bertugas merekam keterangan mengenai hubungan luar negeri kerajaan Inka.
Para Quipucamayocs juga mampu membaca dan memahami quipu yang dibuat oleh generasi terdahulu. Bila masyarakat ingin mengetahui sepenggal sejarah tentang pendahulunya, mereka meminta para Quipucamayocs untuk membacakan quipu yang bersangkutan. Hal ini menunjukan bahwa Quipucamayocs juga seorang penyampai sejarah yang baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA

Dimana ada kehidupan manusia, di situ pasti ada pendidikan (Driyarkarya, 1980). Pendidikan menjadi penyangga kehidupan suatu bangsa. Pendidikan merupakan keharusan, karena sebagai upaya memanusiakan manusia dan upaya memanusiakan manusia dan upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensi manusia. Menurut Soedomo (1990:30), pendidikan selalu dipegang dan dicermati oleh kalangan pendidikan, baik gejala maupun upayanya.
Pendidikan mempunyai komponen seperti pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan. Ketiganya berkaitan secara fungsional dan saling terpadu. Dalam prakteknya, tentunya tak jauh-jauh dari pelaksanaannya di lapangan yang masih mengalami hambatan. Jika diamati, hal tersebutdapat mempengaruhi mutu pendidikan itu sendiri, yang dapat kita jadikan koreksi.
Pendidikan pun tak bersih dari korupsi. Korupsi terjadi di semua tingkatan, dari Kementrian Pendidikan Nasional, hingga sekolah. Dinas Pendidikan telah menjadi institusi pendidikan terbesar dibandingkan institusi lainnya. Hal ini berdasarkan pantauan dari Indonesian Corruption Watch (ICW). Sungguh memalukan.
Masih banyak sekolah yang rusak dan belum berstandar nasional. Padahal kegiatan belajar mengajar lebih kondusif jika keberadaan sarana dan prasarananya lengkap, aman, dan nyaman. Mendiknas, M.Nuh mengatakan bahwa sekitar 11% dari 900 ribu sekolah rusak, tersebar di Indonesia. Seperti ruang kelas yang tidak layak pakai.
Selain itu, keberadaan komputer yang ada di sekolah masih jauh dari cukup. Untuk belajar Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) secara nasional, belum memenuhi target. Perbandingannya adalah satu komputer untuk 2.000 siswa. Padahal target Kemendiknas adalah satu komputer untuk 20 siswa pada tahun 2015.
Mutu pendidikan di Indonesia masih rendah, dibandingkan dengan negara negara ASEAN. Indonesia ada pada urutan ke-112 dari 175 negara. Hal ini berdasarkan laporan Human Development Index (HDI) tahun 2003. Isu ini terkait dengan tenaga kependidikan, kualitas guru, kurikulum pengajaran, dan metode pembelajaran. Disamping itu bahan ajar, alat bantu pembelajaran, dan manajemen sekolah juga berpengaruh. Meskipun begitu, guru merupakan faktor determinan dalam menentukan tinggi-rendahnya mutu pendidikan.
Jumlah guru di Indonesia saat ini sebanyak 2,7 juta. Dari jumlah tersebut, 1,5 juta atau 57,4% diantaranya, belum berkualifikasi sarjana atau diploma empat (S1/D4). Hal ini berpengaruh pada kemampuan mengajar, penguasaan materi pelajaran, dan metodologi pengajaran. Selain itu, banyak guru yang mengajar di luar bidang keahliannya. Ini jelas dapat menurunkan mutu pembelajaran.
Sebagai manusia terdidik, semestinya kita sadar untuk meneruskan pejuangan dalam memperbaiki kekurangan tersebut. Campur tangan dari berbagai pihak, akan sangat membantu pendidikan nasional ke arah yang lebih baik. Peningkatan mutu pendidikan amat penting guna melahirkan lulusan yang berkualitas. Selain itu, juga disertai dengan standar kompetensi tinggi, sehingga siap menghadapi kompetisi global.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CIRI-CIRI KOMUNIKASI INTERPERSONAL



 

Komunikasi interpersonal, merupakan jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Apabila diamati dan dikomparasikan dengan jenis komunikasi lainnya, maka dapat dikemukakan ciri-ciri komunikasi interpersonal, antara lain :
1.      Arus pesan dua arah. Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan penerima dalam posisi yang sejajar, sehingga memicu terjadinya pola penyebaran pesan mengikuti arus dua arah. Artinya, komunikator dan komunikan dapat berganti peran secara cepat.
2.      Suasana nonformal. Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung dalam suasana nonformal. Dengan demikian, apabila komunikasi itu berlangsung antara para pejabat di sebuah instansi, maka para pelaku komunikasi itu tidak secara kaku berpegang pada hierarki jabatan dan prosedur birokrasi, namun lebih memilih pendekatan secara individu yang bersifat pertemanan.
3.      Umpan balik segera. Oleh karena komunikasi interpersonal biasanya mempertemukan para pelaku komunikasi secara bertatap muka, maka dapat segera. Seorang komunikator dapat segera memperoleh balikan atas pesan yang disampaikan dari komunikan, baik secara verbal maupun nonverbal.
4.      Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat. Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi antarindividu yang menuntut agar peserta komunikasi berada dalam jarak dekat, baik jarak dalam arti fisik maupun psikologis. Jarak dalam arti fisik, artinya para pelaku saling bertatap muka, berada pada satu lokasi tempat tertentu. Sedangkan jarak yang dekat secara psikologis menunjukan keintiman hubungan antar individu.
5.      Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal. Untuk meningkatkan keefektifan komunikasi inerpersonal, peserta komunikasi dapat memberdayakan pemanfaatan kekuatan pesan verbal maupun nonverbal secara simultan. Peserta komunikasi berupaya saling meyakinkan, dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun nonverbal secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai tujuan komunikasi.
Sementara itu Judy C.Pearson (S. Djuarsa Sendjaja, 2002:2.1) menyebutkan enam karakteristik komunikasi interpersonal, yaitu:
1.      Komunikasi interpersonal dimulai dengan diri pribadi (self). Artinya bahwa segala bentuk proses penafsiran pesan maupun penilaian mengenai orang lain, berangkat dari diri sendiri.
2.      Komunikasi interpersonal bersifat transaksi. Ciri komunikasi seperti ini terlihat dari kenyataan bahwa komunikasi interpersonal bersifat dinamis, merupakan pertukaran pesan secara timbal balik dan berkelanjutan.
3.      Komunikasi interpersonal menyangkut aspek isi pesan dan hubungan antrapribadi. Maksudnya bahwa efektivitas komunikasi interpersonal tidak hanya ditentukan oleh kualitas pesan, melainkan juga ditentukan kadar hubungan antarindividu.
4.      Komunikasi interpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan kata lain, komunikasi interpersonal akan lebih efektif manakala antara pihak-pihak yang berkomunikasi itu saling bertatap muka.
5.      Komunikasi interpersonal menempatkan kedua belah pihak yang berkomunikasi  saling tergantung antar satu dengan yang lainnya (interdependensi). Hal ini mengindikasikan bahwa komunikasi interpersonal melibatkan ranah emosi, sehingga terdapat saling ketergantungan emosional di antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
6.      Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang. Artinya, ketika seseorang sudah terlanjur mengucapkan sesuatu kepada orang lain, maka ucapan itu sudah tidak dapat diubah atau diulang, karena sudah terlanjur diterima oleh komunikan. Ibaratnya seperti anak panah yang sudah terlepas dari busurnya, sudah tidak dapat ditarik lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CARA SEKRETARIS BERKOMUNIKASI YANG EFEKTIF MELALUI TELEPON



A.    Pendahuluan
Salah satu tugas seorang sekretaris adalah berkomunikasi melalui telepon. Seorang sekretaris harus ramah terhadap pelanggan supaya mendapatkan kesan yang baik bagi pelanggan. Kesan yang baik terhadap suatu perusahaan didapatkan dari bagaimana seseorang customer/pelanggan mendapatkan perlakuan atau pelayanan dari tiap-tiap anggota perusahaan tersebut dalam berbagai  kesempatan. Penampilan yang menarik, tanggapan, atau sikap tubuh yang positif sangat berpengaruh dalam menggambarkan keadaan suatu perusahaan.
Bila seorang sekretaris menyapa seorang tamu, kesan yang mereka dapatkan dengan mudah diperoleh melalui sikap tubuh, sopan santun, dan penampilan kita. Tidak demikian bila kita mempergunakan telepon untuk berkomunikasi. Wujud fisik atau penampilan kita tidak terlihat. Kesan si penelepon terhadap kita khususnya, dan perusahaan pada umumnya, semata-mata didapat dari suara, apakah riang, penuh perhatian, atau membosankan, menyakitkan. Suara yang dipancarkan sekretaris pancarkan dapat menciptakan lukisan atau image yang sangat luas, baik tentang sekretaris maupun perusahaan yang dibawa.
B.     Menciptakan Kesan yang Baik dengan Telepon
Kesan yang timbul dari suara dalam telepon sangat luas. Kepribadian seseorang akan jelas tercermin dari bagaimana ia mengatakan sesuatu. Untuk itu, apabila dalam menelepon suara harus terlihat menyenangkan, ramah tamah, bersahabat, dan penuh perhatian seperti halnya bertemu langsung dengan penelepon. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berbicara mengguanakan telepon, yaitu:
1.      Telepon yang berdering pada saat sibuk kerap membuat jengkel. Jangan biarkan emosi yang bicara, terimalah telepon dengan tenang.
2.      Berikanlah perhatian sepenuhnya pada saat anda mengangkat telepon.
3.      Jangan menerima telepon sambil berbicara dengan orang ketiga ataupun sambil merokok,bahkan makan.
4.      Biasakan selalu tersenyum pada saat menelepon, karena itu membuat kesan lebih ramah dan sopan.
5.      Bicaralah dengan gaya bicara yang wajar.
6.      Berbicaralah dengan kecepatan normal, langsung dihadapan transmitter.
7.      Berhati-hatilah dalam berbicara, agar nada kesal, tidak sabar tidak kentara pada suara.
8.      Pergunakan kalimat yang jelas dan sistematis.
C.     Cara Menerima Telepon
Ada beberapa cara yang harus dilakukan dalam menerima telepon, yaitu :
1.      Segeralah mengangkat telepon apabila telepon berdering.
Bersikap bijaksana untuk selalu menganggap bahwa semua telepon yang masuk adalah penting. Usahakan tidak membiarkan telepon berdering terlalu lama sebab telepon yang terus menerus berdering akan menjadi sumber suara yang bising dan dapat mengganggu ketenangan pimpinan.
2.      Sekretaris harus siap mencatat segala sesuatu yang perlu dari pembicaraan telepon itu.
Gerakan kedua tangan harus spontan dan sinkron, tangan kiri untuk  mengangkat telepon dan tangan kanan mengambil bolpen/pensil untuk mencatat.
3.      Identifikasi diri
Apabila ada telepon langsung dari luar perusahaan, maka sebutkan nama perusahaan, nama pimpinan atau nama perusahaan. Apabila telepon merupakan sambungan dari operator, sebutkan nama departemen/bagian atau nama anda, dan jangan lupa beri salam.
4.      Tanyakan Identitas penelepon
Biasanya seseorang yang menelepon langsung menanyakan orang yang ingin ditemui. Sekretaris harus menanyakan identitas penelepon. Apabila penelepon sudah menyebutkan namanya, tulis supaya tidak lupa dan membuat anda harus bertanya lagi.
5.      Memilih telepon yang masuk
Apabila penelepon ingin berbicara dengan pimpinan, tanyakan maksudnya terlebih dahulu. Pimpinan mungkin meminta agar sekretaris pandai menyaring semua telepon yang masuk. Untuk dapat mengurangi kesibukan pimpinan dalam menerima telepon, sekretaris harus dapat memilih siapa yang harus diterima oleh pimpinan, dan mana yang dapat ditangani oleh pejabat dibawahnya.
6.      Mengakhiri telepon masuk
Tutuplah pembicaraan dengan kalimat yang sopan. Akhiri pembicaraan dengan permintaan maaf, tetapi biarkan penelepon yang menutup gagang telepon terlebih dahulu.
D.    Cara Menelepon
Gunakanlah waktu untuk menelepon dengan sebaik-baiknya. Pembicaraan yang berkepanjangan, berarti pemakaian pulsa telepon lebih banyak dan pada akhirnya biaya telepon yang tinggi. Berikut dijelaskan tata cara menelepon, yaitu:
1.      Rencanakan terlebih dahulu apa tujuan menelepon
Bila ingin menelepon, harus mengetahui terlebih dahulu nomor telepon yang akan dihubungi. Jangan mengangkat pesawat telepon, jika masih mencari nomor telepon yang akan dihubungi.
2.      Perhatikan telepon yang digunakan
Apabila yang digunakan telepon langsung maka langsung memutar nomor yang dikehendaki.
3.      Mendapat sambungan telepon
Ada dua kemungkinan dalam hal ini, langsung diterima penerima atau diterima oleh operator.
4.      Katakan dengan siapa akan berbicara
Katakan dengan jelas siapa yang akan dituju, dan gunakan kata-kata yang sopan dan tepat.
5.      Identifikasi diri atau nama pimpinan dan perusahaan
Melakukan kegiatan ini apabila berbicara dengan orang yang dituju.
6.      Kemukakan maksud menelepon
Apabila saat menelepon langsung berbicara dengan orang yang dituju, maka jangan lupa tanyakan apakah si penerima mempunyai waktu untuk membicarakan masalah yang akan dibicarakan.
7.      Tinggalkan pesan dan ucapkan terima kasih
Apabila tidak bertemu dengan orang yang dituju, maka jangan lupa meninggalkan pesan dan sampaikan terima kasih apabila sudah selesai berbicara.
E.     Etika Bertelepon
Dalam berkomunikasi melalui telepon, ada beberapa etika yang harus dilakukan, diantaranya :
1.      Jangan membicarakan informasi rahasia di telepon. Karena sistem telepon yang kurang bagus, memungkinkan pembicaraan dapat didengar oleh pihak lain.
2.      Jangan berbicara terlalu keras. Atur suara pada saat bertelepon, karena suara yang keras dapat mengganggu ketenangan pimpinan dan karyawan lain.
3.      Jangan berbicara dengan orang ketiga pada saat anda bertelepon.
4.      Batasi pembicaraan pribadi di telepon. Banyak sekretaris yang diberi tanggung jawab untuk mengontrol pemakaian telepon.
5.      Jangan biarkan telepon dalam posisi terbuka sehingga orang di telepon dapat mendengar suara-suara yang ada di kantor. Apabila berada di dalam ruangan tersendiri, maka jangan mengguankan speakerphone.
6.      Jangan memberikan nomor Direct Line pimpinan kepada sembarang orang. Telepon direct pimpinan berlaku, seperti telepon pribadi.

PENUTUP

Kesimpulan
Tugas seorang sekretaris sangat banyak. Salah satunya berkomunikasi yang efektif dengan menggunakan telepon. Dalam berkomunikasi dengan telepon, ada beberapa cara yang harus dilakukan pada saat bertelepon, pada saat menerima telepon dan etika yang harus dilakukan pada saat menggunakan komunikasi melalui telepon.
Seorang sekretaris harus bersikap ramah, berpenampilan menarik, dan terampil dalam berkomunikasi. Selain itu suara yang dipancarkan melalui telepon juga dapat menilai apakah sekretaris itu orang yang ramah atau tidak, melayani dengan senang gembira, apakah sedang dalam emosi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS