Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Teknik Bernegosiasi Sekretaris

TEKNIK BERNEGOSIASI
Negosiasi tidak hanya dilakukan atau digunakan secara sengaja dalam menjalankan praktek bisnis atau urusan kantor, tetapi juga secara tidak sengaja sering dilakukan pada saat berkomunikasi dengan pergaulan biasa. Yang penting dalam bernegosiasi adalah bagaimana mengungkapkan ide,pikiran atau perasaan kepada orang lain sehingga didapatkan apa yang diinginkan. Keberhasilan negosiasi ditentukan dari sejauh mana harapan atau tujuan dalam berkomunikasi terwujud. Ada beberapa langkah-langkah untuk menjadi negosiator :
1.      Jangan terfokus pada pembicaraan diri sendiri. Seringkali orang tidak pedulikan pendapat orang lain karena terlalu memusatkan perhatian pada pendapatnya sendiri. Orang-orang seperti ini biasanya cenderung gagal dalam bernogisiasi. Orang yang lebih banyak diam dan mau menyimak pembicaraan orang lain justru mampu mempengaruhi keyakinan orang lain.
2.      Membuat persiapan. Sebelum melakukan negosiasi sebaiknya mencari informasi mengenai posisi orang lain dan posisi diri sendiri. Masukilah situasi negosiasi dengan rencana yang matang dan berbagai pilihan penyelesaian.
3.      Menjadi asertif. Negosiasi dan aseertif selalu berjalan bersamaan. Percaya diri diperlukan dalam menawarkan usulan dan tidak menjadikan pihak lain merasa kalah. Sikap asertif diperlukan pada saat mengungkapkan ide secara jelas dan fair untuk kedua belah pihak dan apabila pihak lain tidak setuju maka memberikan kemungkinan lain yang tidak merugikan orang lain.
4.      Hubungan interpersonal yang positif. Hindari hubungan interpersonal yang terlalu bersifat pribadi. Jika terjadi pertentangan pendapat dalam proses negosiasi, fokuskan pembicaraan hanya pada masalah yang dipertentangkan dan memisahkannya dari hal-hal yang bersifat personal.
5.      Komunikasi. Sikap tubuh ketika berbicara berpengaruh terhadap keberhasilan dalam proses negosiasi. Sebab bahasa tubuh sama kuatnya dengan bahasa lisan.
6.      Membuat persetujuan. Pada saat membicarakan persetujuan jangan lupa mengulas kembali persoalan awal persoalan mendasar. Jangan sampai jalan keluar yang diambil tidak menjawab persoalan. Jika segala usaha sudah dilakukan tetapi tidak menemukan kesepakatan maka tidak ada salahnya mengajak pihak ketiga yang netral untuk ikut memecahkan persoalannya. Dengna adanya pihak ketiga diharapkan akan tercapai kesepakatan yang obyektif dan fair.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Standar Kompetensi HUMAS


STANDAR KOMPETENSI HUMAS
Efektif per Februari 2008 lalu, Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi (Depnakertrans) telah menetapkan Keputusan Menteri Nomor : KEP. 39/MEN/II/2008 tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Kehumasan. SKKNI Bidang Kehumasan disusun oleh Tim Panitia Kerja yang beranggotakan para profesional akademisi maupun praktisi bidang Komunikasi dan diketuai langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informasi, Republik Indonesia. SKKNI Bidang Kehumasan merupakan terobosan yang sangat positif bagi perkembangan profesi humas di Indonesia.
KERANCUAN MULTI-ENTRY
Globalisasi yang terjadi di seluruh belahan dunia saat ini telah menghilangkan sekat-sekat geografis sehingga mengakibatkan dunia seolah menjadi sebuah wilayah tanpa batas. Kehidupan yang serba mengglobal ini pada gilirannya mempengaruhi segala aspek kegiatan dunia usaha dan berbagai profesi di dalamnya tidak terkecuali profesi public relations.
Di negara-negara maju, Public Relations atau hubungan masyarakat (humas) telah menjadi profesi yang sangat bergengsi dan terus berkembang (emerging profession) secara pesat. Namun di Indonesia, ilmu Public Relations (PR) atau Kehumasan bisa jadi merupakan sebuah ilmu yang relatif baru dikenal dibandingkan berbagai disiplin ilmu yang lain, yang ikut menjadi 'korban' globalisasi tersebut.
Pasalnya, public relations menjadi sebuah profesi yang cenderung multi-entry dicipliner di mana siapapun dapat memasuki profesi ini tanpa mengsyaratkan penguasaan keilmuan tertentu, yaitu ilmu komunikasi.
Saat ini, keberadaan profesi PR di dunia usaha pun terus mengalami peningkatan. Artinya, dunia usaha sedikit demi sedikit telah menyadari peran strategis PR tidak saja dalam membangun citra organisasi dan reputasi, tapi juga berkontribusi dalam penyelenggaraan tata kelola organisasi yang baik (Good Corporate Governance). Namun di lain pihak, peran para praktisi PR dalam institusi/organisasi di Indonesia pada umumnya belum berada di posisi yang layak khususnya dalam proses pengambilan keputusan, termasuk keputusan yang berhubungan dengan peran strategis PR itu sendiri.
Dalam struktur organisasi, kedudukan departemen atau bagian PR belum berada pada level pimpinan/manajemen atau masih jauh dari pengambil keputusan. Kondisi tersebut, menyebabkan PR tidak dapat melaksanakan fungsi strategisnya sebagai salah satu fungsi manajemen. Akibatnya, penempatan SDM yang menjalankan fungsi PR belum didasarkan pada kompetensi PR dan hanya cenderung sebagai pelengkap saja. Padahal, pada situasi yang sangat kompetitif saat ini, para profesional PR perlu melakukan perbaikan untuk meningkatkan kompetensi baik secara individul maupun institusional. Hal ini wajib diupayakan agar para profesional PR dapat berkontribusi lebih optimal sehingga mendapatkan penghargaan lebih baik sebagai profesional di dunia usaha.
Hal inilah yang melatarbelakangi disusunnya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Kehumasan oleh pemerintah, dalam hal ini disusun oleh Departemen Komunikasi & Informasi Republik Indonesia dan ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi Republik Indonesia.

KOMPETENSI vs PROFESI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kompetensi adalah 1) kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu); 2 Ling kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau batiniah. Gati Gayatri, Kepala Puslibang Profesi, DEPKOMINFO dalam presentasinya mengenai “Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Profesi CIO” menjelaskan bahwa Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pelatihan ekstensif, studi, dan penguasaan pengetahuan khusus, dan biasanya memiliki asosiasi profesional, kode etik, dan proses sertifikasi atau perijinan. Profesionalisme – elitisme power yang didefinisikan sendiri oleh komunitas profesi yang bersangkutan.Adapun indikator profesi adalah :
  1. Aplikasi ketrampilan berdasarkan pengetahuan khusus;
  2. Persyaratan pendidikan dan pelatihan tingkat lanjut atau “advanced”;
  3. Ujian formal kompetensi dan admisi yang terkontrol;
  4. Keberadaan asosiasi profesi;
  5. Keberadaan pedoman perilaku (code of conduct) atau etika;
  6. Keberadaan komitmen atau tuntutan atau rasa tanggungjawab untuk melayani publik.
Sementara indikator profesionalisme adalah :
1.      Terlatih dengan baik (well-trained);
2.      Sangat berkualitas;
3.      Mampu bekerja keras dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan clients;
4.      Dapat dipercaya (sesuai dengan gelar yang dimiliki)
Artinya, sebagai sebuah profesi, Public Relations atau Humas juga mempunyai koridor keilmuan tertentu yang perlu dihargai sebagaimana profesi lainnya seperti dokter, pengacara, psikolog, psikiater, insinyur, yang tidak sembarang orang dapat mengambil alih atau meng-hand-over pekerjaan atau profesi mereka tanpa memiliki keahlian khusus mengenai bidang itu. Mengapa, karena profesi PR juga memiliki persyaratan-persyaratan keilmuan yang tidak dapat diperoleh hanya dengan kursus singkat satu bulan atau seminar 1 hari, sebagaimana berbagai profesi lain mengsyaratkan proses pembelajaran yang sangat spesifik dan tidak sederhana
SKKNI KEHUMASAN
SKKNI Bidang Kehumasan memuat mengenai 2 (dua) hal besar ; yaitu Daftar Unit Standar Kompetensi Bidang Kehumasan dan sertifikasi atau penggolongan petugas humas sesuai kompetensi.
Daftar Unit Standar Kompetensi Bidang Kehumasan terdiri dari 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1.      Kelompok Kompetensi Umum, terdiri dari 7 (tujuh) kompetensi
2.      Kelompok Kompetensi Inti, terdiri dari 54 (lima puluh empat) kompetensi
3.      Kelompok Kompetensi Khusus, terdiri dari 9 (sembilan) kompetensi
Sementara itu, berkaitan dengan penggolongan petugas humas, KEP Menarkertrans No. KEP. 39/MEN/II/2008 menetapkan sebagai berikut :
1.      Sertifikat III (Humas Junior)
2.      Sertifikat IV (Humas Madya)
3.      Sertifikat V (Humas Ahli)
4.      Sertfikat VI (Humas Manajerial)
Secara detail, kriteria masing-masing kompetensi dari setiap kelompok kompetensi maupun sertifikasi dijelaskan dan dapat dipelajari dalam KEP Menakertrans No. Kep. 39/MEN/II/2008. Rincian ini untuk mencegah terjadinya mutitafsir mengenai penyelenggaraan sebuah kegiatan sekaligus sebagai penyeragam tentang sebuah kompetensi bagi seluruh profesional humas di Indonesia.

SKKNI, SKI, KPI
Bila membandingkan Daftar Unit Kompetensi Bidang Kehumasan dengan implementasi di dunia empiris selama ini maka terlihat, mungkin masih banyak pekerjaan yang sangat penting dan strategis yang belum terjangkau oleh banyak biro komunikasi di berbagai institusi di Indonesia. Sekedar mengingatkan saja, bahwa menurut Edward Louis Bernays & Ivy Lee, keduanya dikenal sebagai Bapak Humas Modern, menegaskan :
“... public relations as a management function which tabulates public attitudes, defines the policies, procedures and interests of an organization. . . followed by executing a program of action to earn public understanding and acceptance".Today, "Public Relations is a set of management, supervisory, and technical functions that foster an organization's ability to strategically listen to, appreciate, and respond to those persons whose mutually beneficial relationships with the organization are necessary if it is to achieve its missions and values." Essentially it is a management function that focuses on two-way communication and fostering of mutually beneficial relationships between an organization and its publics.”
Jelaslah, bahwa public relations pada dasarnya adalah sebuah fungsi manajemen yang mengelompokan sikap publik, merumuskan kebijakan-kebijakan, prosedur dan minat atau tujuan organisasi ... diikuti oleh pelaksanaan program untuk menghasilkan pengertian dan penerimaan publik.
Saat ini, public relations adalah sebuah kesatuan dari manajemen, pengawasan dan fungsi-fungsi teknis yang membantu kemampuan sebuah organisasi untuk mendengarkan secara strategis, menghargai dan merespon kepada pihak-pihak di mana hubungan saling menguntungkan bagi organisasi menjadi penting jika hal itu dimaksudkan untuk mencapai misi-misi dan nilai-nilai perusahaan.
Secara mendasar, hal ini merupakan fungsi manajemen yang memfokuskan dalam komunikasi dua arah dan membantu hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan publiknya.Pada dunia empiris, SKKNI Bidang Kehumasan yang digulirkan pemerintah ini tentu menjadi sebuah panduan yang sangat membantu bagi dunia kerja khususnya dalam meningkatkan citra profesi humas itu sendiri. Artinya, SKKNI Bidang kehumasan sangat berguna dan memudahkan dalam menentukan peta kekuatan SDM, maupun SKI atau KPI dalam dunia kerja khususnya bagi profesi humas di berbagai instansi.
Tidak hanya itu, dengan mengacu pada SKKNI maka institusi dapat menempatkan atau mengembalikan pekerjaan-pekerjaan yang bisa jadi selama ini bukan menjadi urusan kehumasan. Akhirnya, berbekal KEP Menakertrans No. 39/MEN/II/2008 ini maka institusi pun dapat memberikan apresiasi, reward (penghargaan) kepada setiap profesional PR secara obyektif, jujur dan transparan sesuai kompetensi atau sertifikasi tersebut.
Di Indonesia, mungkin belum semua profesi memiliki standar kompetensi kerja nasional karena pemerintah mungkin juga belum menetapkan untuk itu. Namun, SKKNI Bidang Kehumasan selayaknya disambut positif dunia usaha di Indonesia karena sangat bermanfaat dalam meningkatkan profesionalisme PR maupun institusional di seluruh Indonesia. Di masa yang akan datang, pemerintah akan terus melakukan pengembangan dan perbaikan SKKNI Bidang Kehumasan secara periodik mengikuti perkembangan jaman.
IT'S NOW OR NEVER
SKKNI Bidang Kehumasan sudah selayaknya disambut gembira oleh para praktisi kehumasan. Keberadaan SKKNI Kehumasan jelas sangat membantu profesi humas agar menjadi tuan rumah di bidang keilmuannya sendiri. Sebagaimana diketahui bersama, begitu banyak praktisi humas yang tidak memiliki latar belakang akademis yang relevan dengan profesi kehumasan.
Akibatnya, para sarjana komunikasi pun terlewati oleh berbagai profesi lain yang dianggap mampu sebagai substitusi dan mengambil alih kue para praktisi humas yang berbekal akademis kehumasan atau komunikasi.Sebaliknya, SKKNI Bidang Kehumasan pun dapat menjadi bumerang, bila para intelektual komunikasi tidak mampu bersaing dengan para praktisi humas yang sudah ada yang notabene memiliki kemampuan setara atau bahkan lebih baik dari para intelektual humas itu sendiri.
RESEARCH IS A MUST
Pekerjaan kehumasan pada dasarnya mengutamakan dan berorientasi pada riset. Artinya, nilai lebih inilah yang dimiliki para praktisi humas yang berlatar belakang ilmu komunikasi khususnya ilmu kehumasan. Keunggulan ini tentu tidak dimiliki oleh praktisi lain yang tidak berlatar belakang akademis komunikasi atau kehumasan. Riset pula-lah yang menjadi salah satu kompetensi yang harsu dikuasai oleh profesional humas pada tingkat ahli dan manajerial.
Persoalannya, gejala yang ditemui saat ini di dunia pendidikan bidang komunikasi di Indonesia, tidak semua institusi pendidikan yang melahirkan sarjana komunikasi memiliki kemampuan yang digdaya mengenai riset komunikasi. Akibatnya, saat ini banyak sarjana komunikasi yang tidak menguasai riset komunikasi. Tentu, hal ini menjadi tugas rumah tersendiri yang sangat serius bagi para praktisi komunikasi di Indonesia. Bila hal ini tidak diperhatikan, maka SKKNI Bidang Kehumasan pun akan menjadi tidak berguna, karena sangat sedikit praktisi kehumasan yang mampu memenuhi kriteria kompetensi yang disyaratkan dalam SKKNI Bidang Kehumasan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Obat Tradisional asam urat


Pengobatan Tradisional Asam Urat Yang Mudah dan Murah
Pengobatan Tradisional Asam Urat adalah salah satu jenis pengobatan terhadap asam urat yang dianjurkan. Hal tersebut dikarenakan jenis pengobatan ini tergolong aman dan juga terbukti dapat membantu penderita asam urat mengurangi efek buruk dari penyakit ini. Secara umum, masalah atau penyakit asam urat diderita seseorang karena dia mengkonsumsi makanan yang mengandung zat purin yang terdapat dalam beberapa jenis makanan secara berlebihan. Namun, dengan mengkonsumsi makanan-makanan tertentu, secara alamiah zat purin di dalam tubuh yang tadinya berlebihan dapat diturunkan. Tentu saja Anda ingin mengetahui apa-apa saja yang dapat menjadi obat tradisional bagi para penderita asam urat.
Cara Alami Mengatasi Asam Urat
Mungkin beberapa dari Anda akan mulai bertanya-tanya jenis makanan seperti apa yang harus Anda konsumsi untuk mengatasi kelebihan zat purin dalam tubuh Anda dan berperang dengan asam urat lewat cara tradisional. Sebenarnya Pengobatan Tradisional Asam Urat cenderung mudah karena bahannya dapat Anda peroleh dengan mudah di sekitar anda. Sebagai contoh:
a.       Sirsak yang bisa Anda konsumsi begitu saja atau jika Anda suka Anda bisa juga dibuat jus.
b.      Labu siam juga terbukti dapat menurunkan kadar asam urat dalam tubuh. Cukup dengan meminum airnya setiap hari Anda dapat menurunkan kadar asam urat.
c.       Daun salam juga merupakan cara tradisional yang cukup ampuh untuk mengatasi asam urat. Cukup direbus dengan dua gelas air sampai hanya bersisa satu gelas untuk diminum dua kali dalam sehari.
d.      Apel dan kentang mentah di jus juga baik dikonsumsi oleh para penderita asam urat.
e.       Cuka apel dan madu adalah kombinasi yang tepat untuk mengurangi asam urat dalam tubuh.
Kurangi Makanan-Makanan Yang Mengandung Zat Purin Berlebih
Mau tidak mau Anda harus mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung zat purin karena zat purin terdapat di hampir semua makhluk hidup dan tubuhpun membutuhkannya. Hanya saja Anda harus mengontrol banyaknya zat purin yang Anda konsumsi dengan cara menghindari mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung zat tersebut secara berlebih seperti seafood dan jeroan. Terbukti beberapa sayuran seperti kembang kol dan bayam juga harus dihindari begitu juga beberapa jenis buah-buahan seperti durian dan nenas juga sebaiknya dihindari.
Mungkin saat ini sudah banyak sekali jenis pengobatan intensif untuk para penderita asam urat. Banyak orang sudah menghabiskan banyak uang untuk pengobatan-pengobatan intensif tersebut namun pada kenyataanya untuk apa menghabiskan banyak uang dan tenaga jika pengobatan asam urat paling efektif adalah lewat jenis Pengobatan Tradisional Asam Urat?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pendidikan karakter yang beradab


Pendidikan Karakter yang Beradab
Secara logika pendidikan, aksi kekerasan yang anarkis, tawuran, ketidakdisiplinan, kenakalan dan  bullying yang dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa di dunia pendidikan tidak mengherankan.
Mengapa demikian? Karena antara arah pendidikan yang disusun dalam  UU dan praktek pendidikan di lapangan sangat berbeda. Dalam rancangan Undang Undang Sistem pendidikan no 20 tahun 2003 sangat "indah" sekali yakni menghasilkan lulusan pendidikan yang memiliki kecakapan intelektual beriman, bertqwa, berakhlak dan seterusnya.
Tetapi dalam kenyataannya praktek pendidikan mengarahkan anak didik hanya pada kecerdasan intelektual semata. Mereka "dikejar-kejar" untuk sukses ujian nasional (UN). Tiap hari mereka dicekoki sederet rumus-rumus dan pelajaran mnekanistis berupa hafalan dan dilatih hanya dalam tingkatan koginitif tingkat rendah. Sedangkan sisi afeksi dan penanaman nilai etika norma dan moral sangat jauh api dari panggang alias tidak terbukti dalam praktek hanya sebatas jargon tertulis dan semboyan yang enak diucapkan tetapi tidak menjadi perhatian di kelas dan di sekolah.
Kita akan lihat pelajar kita stree dan memerlukan penyaluirannya. Maka tak dipungkiri bahwa penyaluran atau katarsis dari problematika pendidikan dan sosial yang dihadapi dan dialami mereka adalah melalui tindakan-tindakan ngawur kontra produktif seperti aksi-aksi kriminal tersebut diatas. Terlebih lagi sikap permisif aparat penegak hukum dan masyarakat atas perbuatan atau perilaku pelajar di depan publik membuat kriminalitas semakin merebak dan menyeruak dikalangan pelajar.  Jika sudah demikian halnya maka kerunyaman pendidikan kita semakin menjadi-jadi.
Hal penting yang harus ditata dalam pendidikan kita perubahan menadasar dalam konsep pendidikan kita. Tidak cukup sang Menteri (yang notabene awam tentang ilmu pendidikan) itu Sekolah dituntut agar berhasil dalam UN dengan tingkat kelulusan setinggi-tingginya sementara standarisasi sarana prasaranan tidak merata dan tidak memadai. Lalu, titik tekan pendidikan kita selalau saja berbasis kognitif padahal peneltian menunjukkan bahwa kecerdasan inteletuktual sebagai bagian dari tataran kognitif itu hanya mampu 20% menyumbangkan pembentukan karakter seseorang (pelajar). Sedangkan yang 80% berasal dari "softskills" atau kecakapan insaniyah yang bermuara pada pendidiikan karakter. Lalu pendidikan karakter juga tidak cukup karena memerlukan manusia yang beradab. Tentu karakter manusia Indonesia yang memeiliki nilai ketimuran itu berbeda dengan karakter masyarakat komunis Cina atau Barat yang liberal. Jadi pendidikan kita itu haruslah pendidikan karakter yang beradab dengan nilai-nilai filsafat dasar bangsa kita yang tersemai dalam Pancasila. Menjadikan manusia Indonesia yang adil dan beradab. Ini yang tiudak dimiliki secara khusus oleh negara lain selain kita yang digali dari filsafat bangsa ini oleh the Founding Fathers RI.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS