Sekretaris perlu
mengetahui beberapa sikap etis (santun) dalam berhubungan kerja di kantor
maupun kehidupan di masyarakat. Beberapa contoh tindakan etis, antara lain:
1.
Membina hubungan yang pernah dijalin.
Dalam dunia bisnis berkenalan merupakan momen yang berharga untuk menjalin
hubungan kerjasama. Pemikiran jalinan hubungan tidak berhenti sesaat namun bisa
ditindaklanjuti dengan kerjasama yang memungkinkan.
2.
Membangun kepercayaan, yakni dengan
selalu bersikap baik, santun dan berperilaku yang baik/simpati sehingga pihak
lain akan mempunyai penilaian tersendiri.
3.
Bersikap tegas dalam mengambil
keputusan. Dibutuhkan sikap yang optimis dan antusias dalam kesempatan
pengambilan keputusan.
4.
Menjaga suasana formal, artinya meskipun
hubungan pribadi antara sekretaris dengan para pegawai atau kepada pimpinan
sudah sangat dekat, namun dalam aktivitas di kantor atau kerjasama di kantor
harus tetap menjaga suasana formal.
5.
Dalam bekerja sekretaris harus dapat
menjunjung tinggi profesinya dan menghormaati Kode Etik Sekretaris.
Berkaitan dengan etika
yang harus diperhatikan dalam kantor, seorang sekretaris perlu memahami tata
tertib/peraturan tak tertulis dalam organisasi. Kepekaan terhadap aturan tidak
tertulis tidak sulit, asal bisa mengamati atau mengenali keadaan yang terjadi
dalam kantor. Sebab peraturan itu berlaku umum artinya tidak hanya individu
tertentu. Beberapa hal diantaranya :
1.
Apabila secara sengaja/tidak sengaja
membuka almari atau laci untuk mencari berkas atau lainnya maka usahakan untuk
menutup kembali.
2.
Jika meminjam sesuatu barang milik
kantor atau teman maka segera kembalikan. Sebab teman anda yang dipinjami akan
teringat terus akan kepribadian anda apabila barang yang dipinjam tidak/lupa
dikembalikan.
3.
Kalau memindahkan barang tertentu, misalnya
diperlukan maka kembalikan pada tempatnya. Sering seseorang menggunakan
fasilitas kantor (penghapus, penggaris, stepler, gunting,dll) setelah selesai
memakai tidak dikembalikan pada tempatnya baik itu disengaja ataupun tidak.
4.
Apabila kita mengerjakan sesuatu di
kantor dan kellihatankotor maka bersihkanlah kembali. Hal ini juga sering tidak
terpikirkan oleh pegawai karena beranggapan ada bagian bersih-bersih padahal
kalau hal itu kita yang mengerjakan akan mendapat penilaian plus terhadap
pribadi.
5.
Apabila terjadi persoalan maka
selesaikan, jangan membiarkannya berlarut-larut. Mintalah maaf kalau ternyata
salah.
Ciri-ciri pribadi
sekretaris sesuai dengan etika profesinya, seorang sekretaris perlu memiliki
sikap sebagai berikut:
1.
Mau menyelami perasaan orang lain dan
tidak egoistis.
2.
Mau berbagi perasaan dan tenggang rasa.
3.
Selalu mengoreksi diri pribadi atas
penilaian atau kritik dari orang lain.
4.
Mau menerima penilaian-penilaian orang
lain tentang diri pribadinya dan penilaian itu diambil segi positifnya.
5.
Mau memaafkan kesalahan orang lain dan
mengakui kesalahan yang diperbuatnya.
6.
Menghindarkan diri atas perbuatan yang
tercela, misalnya: senang mengumpat, senang mencaci maki, senang mengobrol,
gosip, mengeluh dan bentuk-bentuk lain yang kurang terpuji.
7.
Sanggup
dan mampu menahan diri apabila dihadapkan pada hal-hal yang menyebabkan marah.
8.
Sabar dan bijaksana dalam menghadapi
segala persoalan dan mampu mengatasi persoalan tanpa merugikan orang lain.
9.
Dapat menyesuaikan diri dengan segala
situasi serta menempatkan diri sehingga orang lain menaruh hormat.
10.
Selalu memberikan saran yang positif dan
selalu memperhatikan kepentingan orang lain.
11.
Mampu menciptakan suasana yang
menggembirakan dalam pergaulan serta tidak memberi celaan dalam bentuk apapun.
12.
Merasa senang atas keberhasilan dan
keberuntungan orang lain dengan memberi salam dan menyampaikan ucapan
“proficiat” atau “selamat”.
13.
Mengetahui aturan sopan santun dan
selalu menghormati pendapat dan kepentingan orang lain.
14.
Berpikir sehat dan selalu menunjukkan
kesungguhan.
0 komentar:
Posting Komentar