A. Pengertian Kepemimpinan
Keberhasilan maupun kegagalan dari suatu organisasi
, apakah perusahaan, lembaga pemerintah, rumah sakit, maupun organisasi sosial
lainnya, akan selalu dikaitkan dengan pemimpin dari organisasi tersebut. Dengan
kata lain kepemimpinan merupakan unsur kunci dalam menentukan efektivitas
maupun tingkat produktivitas suatu organisasi. Banyak definisi kepemimpinan
yang dikemukakan para ahli, beberapa diantaranya dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1.
Ordway
Tead (dalam Kartini Kartono, 1994:49)
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi
orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.
George
R. Terry (dalam Kartini Kartono, 1994:49)
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi
orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.
3.
K.
Hemphill (dalam M. Thoha, 1996:227)
Kepemimpinan adalah suatu inisiatif untuk
bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan
pemecahan dari suatu persoalan bersama.
4.
Prof.
Kimball Young (dalam Kartini Kartono, 1994:50)
Kepemimpinan adalah bentuk dominasi
didasari kemauan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain unuk
berbuat sesuatu, berdasarkan akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus.
5.
Stoner
Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan
dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang
saling berhubungan tugasnya.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat ditarik suatu pengertian bahwa kepemimpinan
merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, menggeakkan, dan mengarahkan
tingkah laku orang lain atau kelompok untuk mencapai tujuan kelompok dalam
situasi tertentu.
B. Latar
belakang Teori Kepemimpinan
Latar Belakang Teori sifat bertolak dari dasar
pemikiran bahwa, keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat,
perangai atau ciri-ciri yang dimiliki oleh pemimpin itu. Sifat-sifat tersebut
dapat berupa sifat fisik, dan dapat pula sifat psikologis. Atas dasar pemikiran
tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil,
sangat ditentukan kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang
dimaksud ialah kualitas seseorang dengan berbagai macam sifat-sifat,
perangai atau ciri-ciri didalamnya.
Teori Kepempinan adalah penggeneralisasian satu seri
perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar
belakang histories, sebab musabab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi
pemimpin, sifat-sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika
profesi kepemimpinan.
Teori Sifat Kepemimpinan, juga
disebut Traith Theory. Teori sifat ini beracu terhadap pandangan
sifat-sifat, watak-watak dan karakter yang dimiliki oleh seorang individu.
Sifat merupakan bawaan yang mempengaruhi segala tingkah laku, perbuatan serta
tindakan dalam mengambil suatu keputusan. Dengan demikian penganut teori sifat
ini memandang pentingnya sifat manusia dalam kepemimpinan.
Seperti yang dikatakan para
pendukung teori sifat bahwa munculnya teori ini diperkuat dengan adanya
asumsi-asumsi dasar sebagai berikut :
1. Setiap individu memiliki watak atau
sifat yang melekat pada dirinya.
2. Sifat-sifat individu tersebut dapat
mempengaruhi image orang lain atas individu tersebut.
3. Keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat, perangai, ciri yang dimiliki oleh pemimpin tersebut.
Dengan sifat yang melekat pada
seorang pemimpin akan menimbulkan pandangan atau kesan pada bawahan bahwa
seorang pemimpin tersebut mempunyai sifat yang baik sehingga menimbulkan kesan
yang positif, dan sebaliknya sifat yang buruk dari seorang pemimpin menimbulkan
kesan yang tidak baik dimata bawahannya. Pandangan yang muncul selain membentuk
presepsi bawahan tentang pemimpinnya, juga akan mempengaruhi respon bawahan terhadap
sikap, tindakan dan keputusan pemimpin. Apabila pandangan yang terbentuk
positif kemungkinan besar maka respon bawahannya juga positif. Sifat positif
seorang pemimpin juga akan menjadi contoh dan akan diikuti oleh bawahan,
sehingga apa yang diperintahkan oleh pemimpin akan dilakukan oleh bawahan
sehingga tugas tugas dapat berjalan secara lancar dan tercapai tujuannya.
C. Pendapat para ahli mengenai Teori
Sifat Kepemimpinan
Mengenai
sifat atau disebut dengan kata lain perangai itu sendiri ada berbagai macam
pendapat menurut para ahli. Pendapat dari tokoh-tokoh pendukung tersebut
diantaranya :
1.
Ordway
Tead
Ada sepuluh macam sifat atau
perangai yang harus dimiliki seorang pemimpin, yaitu:
a. Energi jasmani dan rohani (physical
and nervous energy).
b. Kepastian akan maksud dan arah
tujuan (a sense of purpose and direction).
c. Antusiasme atau perhatian yang besar
(anthusiasm).
d. Ramah tamah, penuh rasa persahabatan
dan ketulusan hati (friendlieness and effecticeness).
e. Integritas atau pribadi yang bulat
(integrity).
f.
Kecakapan
teknis (technical mastery).
g. Mudah mengambil keputusan
(decisioness).
h. Cerdas (intelligence).
i.
Kecakapan
mengajar (teaching skill).
j.
Kesetiaan
(faith).
Sifat-sifat tersebut untuk para
pemimpin pada umumnya, tetapi pada prakteknya kesepuluh sifat tersebut tidak
harus bersama-sama dimiliki oleh seorang pemimpin melainkan sangat bergantung
pada tingkat kondisi dari pengikutnya
2.
John
D. Millet
Ada empat sifat yang perlu dimiliki
oleh seorang pemimpin, yaitu :
a. Kemampuan melihat organisasi sebagai satu keseluruhan
(the ability to see an enterprise as a whole)
b. Kemampuan mengambil keputusan – keputusan
(the ability to make decision)
c. Kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan
wewenang (the ability to delegate authority)
d. Kemampuan menanamkan kesetiaan (the ability
to comand loyality).
3.
Keith
Davis
Dalam
bukunya yang berjudul Human Behavior at Work : Human relations and
Organizational Behavior, Davis mengemukakan empat macam kelebihan-kelebihan
sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh pemimpin, yaitu :
a. Intelegensia (intelligence)
Memiliki kecerdasan yang lebih tinggi
daripada bawahannya.
b. Kematangan dan keluasan pandangan
social (social maturity and breadth).
Pemimpin harus lebih matang dan lebih luas dalam hal yang berkaitan dengan kemasyarakatan sehingga mudah mengendalikan keadaan, kerja sama sosial, serta mempunyai keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri.
Pemimpin harus lebih matang dan lebih luas dalam hal yang berkaitan dengan kemasyarakatan sehingga mudah mengendalikan keadaan, kerja sama sosial, serta mempunyai keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri.
c. Mempunyai motivasi dan keinginan
berprestasi yang datang dari dalam (inner motivation and achievement desires).
Pemimpin diharapkan harus selalu
mempunyai dorongan yang besar untuk dapat menyelesaikan sesuatu.
d. Mempunyai kemampuan mengadakan hubungan
antar manusia (human relations attitudes).
Pemimpin harus selalu lebih
mengetahui terhadap bawahannya, sebab dalam kehidupan organisasi diperlukan
adanya kerja sama atau saling ketergantungan antara anggota-anggota kelompok.
Pemimpin perlu berorientasi pada bawahan.
4.
Chester
I Barnard
Ada dua sifat utama yang perlu dimiliki
pemimpin, yaitu :
a. Sifat-sifat pribadi yang meliputi :
fisik, kecakapan (skill), teknologi (technology), daya tanggap (perception),
pengetahuan (perception), daya ingat (memory), imajinasi (imagination).
b. Sifat-sifat pribadi yang mempunyai
watak yang lebih subjektif, yaitu keunggulan seorang pemimpin di dalam :
keyakinan (determination), ketekunan (persistence), daya tahan (endurance),
keberanian (courage).
5.
Ralph
Stogdill
Berdasarkan penelitian Stogdill ada
dua periode penelitian yaitu periode 1904-1947 dan periode 1948-1970 , yaitu :
a. Periode 1904-1947
Dalam
tahap ini, kepemimpinan ditandai dengan berbagai sifat yang meliputi : usia (chronological age); Tinggi badan
(height); berat badan (weight); gejala fisik, energi, kesehatan; penampilan
(apperence); kemampuan berbicara (fluency of speak); scholarship; pengetahuan
(knowlwdge); kemampuan menilai dan mengambil keputusan (judgement and
decision); kawasan (insight), keaslian; kemampuan menyesuaikan (adaptability);
introvers dan extrovers (introversion – extraversion); berbagai keunggulan
(dominance); inisiatif, tekun, semangat (initiative, persistence, ambition);
tanggung jawab (responsibility); harga diri dan keyakinan (integrity and
conviction); percaya pada diri sendiri (self confidence); pengendalian diri,
optimis (mood controle, mood optimission); pengendalian emosi (emotional
control); social and economic status; aktivitas sosial dan mobilitas (social
activity and mobility); kegiatan olah raga (biosocial activity); kecakaan
bergaul (social skill); ketenaran, wibawa (popularity, prestige); kerja sama
(cooperation).
Kemudian Sifat-sifat di atas
dikelompokkan ke dalam komponen pokok :
1) Capacity, meliputi kecerdasan
(intelligence), kewaspadaan (alertness), kemampuan berbicara (verbal facility),
keslian (originality), dan kemampuan menilai (judgement).
2) Achievement, meliputi gelar
kesarjanaan (scholarship), pengetahuan (knowledge), keberhasilan dalam olah
raga (athletic accomplishment).
3) Responsibility, meliputi berdikari
(independability, iisiatif, ketekunan (persistence), agresif (aggressiveness),
percaya pada diri sendiri (self confidence), keinginan untuk unggul (desire to
exel).
4) Participation, meliputi aktif,
kemampuan bergaul (social ability), kerja sama (cooperation), mudah
menyesuaikan diri (adaptability), humor.
5) Status, meliputi kedudukan sosial
ekonomi (social economic position), ketenaran (popularity).
b. Periode 1948-1970
Pada
tahap ini ada banyak variabel yang dikelompokkan menjadi komponen pokok sebagai
berikut :
1) Physical characteristics (cirri-ciri
fisik) : activity, energy (aktivitas, kekuatan), age (usia), appearance,
grooming (penampilan, kerapihan), height (tinggi badan), weight (berat badan)
2) Social background (latar belakang
sosial) : education (pendidikan), social status (atatus sosial), mobility
(mobilitas).
3) Intellegence and ability (kecerdasan
dan kecakapan) : intelligence judgement, decisiveness (kemampuan menilai,
pengambilan keputusan), knowledge.
4) Personalty (kepribadian),
adaptability (penyesuaian diri), adjustment, normality (penyesuaian diri,
biasa), aggressiveness, assertiveness, alertness (ketekunan), ascendance, dominance
(pengaruh, keunggulan), emotional balance, control (penguasaan emosi,
pengendalian), anthusiasm, extroversion, independence, nonconformity
(kebebasan, ketidakserasian), objectivity, though-mindedness, originality,
creativity, personal integrity, ethical conduct, resourcefulness (banyak akal
budinya), self confidence, strongth of conviction (kuat pendirian), tolerance
of stress.
5) Task related characteristic
(ciri-ciri yang berorientasi pada tugas) : achievement drive, desire to excel
(dorongan berprestasi, unggul), drive for responsibility (dorongan bertanggung
jawab), enterprise, initiative (kepelaporan, inisiatif), persistence against
(tangguh menghadapi halangan), responsible in pursuit of objectives
(bertanggung jawab dalam mencapai tujuan), task orientation (berorientasi pada
tugas).
6) Social characteristic (semangat
kerja sama) : ability to enlist cooperative (kesanggupan untuk memperoleh kerja
sama), administrative ability, attractiveness (daya tarik), cooperative
nurturance (berjiwa mengasuh), popularity, prestige, sociability, interpersonal
skills (kemampuan bekerja sama, kecakapan saling berhubungan) social
participation, tact, diplomacy.
6. Empu Prapanca dan Ruslan Abdulgani
Para
pendahulu kita sesungguhnya telah mewariskan nilai-nilai kepemimpnan yang
sangat tinggi dan mulia. Di dalam ajarannya terkandung nilai-nilai moral yang
lebih awal harus ditanamkan sehingga akan mendarah daging dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Ada tiga alasan
prinsip :
a. Nilai-nilai moral yang mencerminkan
berbagai petunjuk, nasihat, pengendalian diri, kewajiban, dan sebagainya pada
hakikatnya bersumber dari nilai-nilai Pancasila.
b. Ajaran kepemimpinan “keteladanan”
menempatkan pemimpin sebagai tokoh panutan yang ucapan, perilaku dan
tindakannya selalu dijadikan contoh, daya penggerak bagi bawahan dan
lingkungannya.
c. Bila pemimpin sudah menguasai secara
baik nilai-nilai kepemimpinan yang diwariskan nenek moyang, sama hakikatnya
mereka telah memiliki benteng yang dapat diandalkan untuk menghadapi
infilterasi, nilai-nilai ajaran kepemimpinan dunia luar yang bertentangan
dengan kepribadian.
Selain
itu, menurut Ruslan Abdul Gani, yaitu Seorang pemimpin harus mempunyai
kelebihan dari yang dipimpin. Dengan adanya kelebihan, kewibawaan seseorang
akan selalu dapat dipertahankan, sehingga ketaatan dari bawahan dapat
terpelihara.
Kelebihan-kelebihan
tersebut meliputi empat hal, yaitu :
a. Moral dan Akhlak
b. Jiwa dan Semangat
c. Ketajaman intelek dan persepsi
d. Ketekunan dan keuletan jasmaniah
D.
Kelemahan-kelemahan
Teori Sifat dalam Kepemimpinan
Teori yang dikemukakan di atas disamping mendapat
pertentangan dari berbagai pihak, dalam prakteknya mempunyai kelemahan yang
sulit dipraktekkan. Kelemahan tersebut antara lain :
1. Diantara para pendukung teori
tersebut tidak ada kekompakan sehingga timbul berbagai pendapat diantara para
pendukung teori tersebut.
2. Teori sifat terlalu bersifat
deskriptif, tidak mempunyai analisis bagaimana sifat-sifat itu kaitannya dengan
keberhasilan seorang pemimpin.
3. Tidak selalu ada relevansi
antara-antara sifat yang dianggap unggul tersebut dengan efektivitas
kepemimpinan.
4. Terlalu sulit untuk menentukan dan
mengukur masing-masing sifat yang berbeda-beda satu dengan yang lain.
5. Situasi dan kondisi tertentu dimana
kepemimpinan dilaksanakan, memerlukan sifat pemimpin yang tertentu pula.
0 komentar:
Posting Komentar